Rabu, 13 Juni 2012

Vitamin Kehidupan

Penderitaan adalah vitamin untuk kehidupan.

Penderitaan bukanlah kehinaan, ia adalah sebuah pesan dari Tuhan yang di tulis dengan pena kasih sayang di atas selembar kertas cinta kemudian di kirim ke dunia untuk memperbaiki kehidupan umatNya. Hanya, bagaimana cara kita sebagai umatNya menerima dan membaca pesan tersebut, apakah dengan kesabaran atau sebaliknya?
"Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik," (Q.S. An-Nahl : 126)

Orang-orang yang menjadikan kesabaran sebagai landasan, saat membaca pesan dari Tuhan, ia akan mendapat balasan terbaik dari Tuhan.
"Dan, Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An-Nahl : 96)

Disadari atau tidak, buku kehidupan manusia yang kuat dan terhormat hampir semuanya berisi ribuan pesan penderitaan yang terkumpul menjadi satu, kemudian di bacanya dengan perlahan dan sabar.

Rasulullah SAW menjadi kuat dan terhormat karena puluhan tahun tidur di atas kulit yang di isi dengan sabut, beliau pernah mengisi perutnya yang lapar dengan sebuah kurma yang buruk, sholat dengan keadaan duduk karena menahan lapar, di lempar kotoran onta saat beliau bersujud, ketika berdakwah beliau mendapat ejekan, hinaan, makian, perlakuan kasar hingga ancaman pembunuhan dari orang-orang musyrik makkah dan sepeninggal istri beliau Siti Khatijah serta paman beliau Abu Thalib tepat di tahun kesepuluh kerasulan, beliau hijrah ke wilayah Thaif. Di wilayah tersebut beliau tak di terima, bahkan penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melempari beliau dengan batu.

Thich Nhat Hanh, seorang tokoh perdamaian asli Vietnam mengalami penderitaan yang getir ketika perang Vietnam, ia hampir di terjang peluru panas dan bahkan hampir mati. Dan, saat ia membawa misi perdamaian ke Amerika, pemerintah Vietnam justru melarangnya kembali ke Vietnam. Dan sejak puluhan tahun menetap di Perancis, nama Hanh di kenal dan menjulang seiring di nominaskannya sebagai pemenang nobel perdamaian, ia juga di hormati di banyak negara dan karya-karyanya mengagumkan.

Di umur belasan tahun Dalai lama kehilangan kebebasannya. Di umur dua puluh tahun ia kehilangan negara. Setiap hari menerima surat sekaligus berita menyedihkan tentang Tibet. Lebih dari itu, seiring masuknya Cina, negaranya sampai sekarang kehilangan banyak sekali hal. Namun, daftar-daftar penderitaan Dalai Lama justu membuatnya menerima nobel perdamaian di tahun 1989. Dan, karya-karyanya mampu mengubah kehidupan banyak orang.

Buku-buku kehidupan manusia yang di buat oleh penderitaan dan cacian orang lain, justru membuat buku kehidupannya terdapat catatan rapi dari para sejarah yang mengisahkan dirinya kuat sekaligus terhormat. Hingga pantaslah jika ada orang bijak yang berkata, "Penderitaan dan cacian orang ternyata sejenis vitamin jiwa yang membuatnya jadi menyala."

Gede Prama berkata, "Ternyata, penderitaan dan cacian orang di tangan manusia-manusia sabar dan tabah, bisa menjadi bahan-bahan yang memproduksi kekaguman orang kemudian. Persolannya kemudian, di tengah-tengah sebagian lebih wajah kehidupan yang serba instant, punyakah kita cukup banyak kesabaran dan ketabahan?"

Semoga bermanfaat. Aamiin