Penderitaan adalah vitamin untuk kehidupan.
 
 Penderitaan 
bukanlah kehinaan, ia adalah sebuah pesan dari Tuhan yang di tulis 
dengan pena kasih sayang di atas selembar kertas cinta kemudian di kirim
 ke dunia untuk memperbaiki kehidupan umatNya. Hanya, bagaimana cara kita sebagai umatNya menerima dan membaca pesan tersebut, apakah dengan kesabaran atau sebaliknya?
 "Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik," (Q.S. An-Nahl : 126)
 
 Orang-orang yang menjadikan kesabaran sebagai landasan, saat membaca 
pesan dari Tuhan, ia akan mendapat balasan terbaik dari Tuhan.
 "Dan,
 Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala 
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An-Nahl : 
96)
 
 Disadari atau tidak, buku kehidupan manusia yang kuat dan 
terhormat hampir semuanya berisi ribuan pesan penderitaan yang terkumpul
 menjadi satu, kemudian di bacanya dengan perlahan dan sabar.
 
 
Rasulullah SAW menjadi kuat dan terhormat karena puluhan tahun tidur di 
atas kulit yang di isi dengan sabut, beliau pernah mengisi perutnya yang
 lapar dengan sebuah kurma yang buruk, sholat dengan keadaan duduk 
karena menahan lapar, di lempar kotoran onta saat beliau bersujud, 
ketika berdakwah beliau mendapat ejekan, hinaan, makian, perlakuan kasar
 hingga ancaman pembunuhan dari orang-orang musyrik makkah dan 
sepeninggal istri beliau Siti Khatijah serta paman beliau Abu Thalib 
tepat di tahun kesepuluh kerasulan, beliau hijrah ke wilayah Thaif. Di 
wilayah tersebut beliau tak di terima, bahkan penduduk setempat menyuruh
 anak-anaknya untuk melempari beliau dengan batu.
 
 Thich Nhat 
Hanh, seorang tokoh perdamaian asli Vietnam mengalami penderitaan yang 
getir ketika perang Vietnam, ia hampir di terjang peluru panas dan 
bahkan hampir mati. Dan, saat ia membawa misi perdamaian ke Amerika, 
pemerintah Vietnam justru melarangnya kembali ke Vietnam. Dan sejak 
puluhan tahun menetap di Perancis, nama Hanh di kenal dan menjulang 
seiring di nominaskannya sebagai pemenang nobel perdamaian, ia juga di 
hormati di banyak negara dan karya-karyanya mengagumkan.
 
 Di 
umur belasan tahun Dalai lama kehilangan kebebasannya. Di umur dua puluh
 tahun ia kehilangan negara. Setiap hari menerima surat sekaligus berita
 menyedihkan tentang Tibet. Lebih dari itu, seiring masuknya Cina, 
negaranya sampai sekarang kehilangan banyak sekali hal. Namun, 
daftar-daftar penderitaan Dalai Lama justu membuatnya menerima nobel 
perdamaian di tahun 1989. Dan, karya-karyanya mampu mengubah kehidupan 
banyak orang.
 
 Buku-buku kehidupan manusia yang di buat oleh 
penderitaan dan cacian orang lain, justru membuat buku kehidupannya 
terdapat catatan rapi dari para sejarah yang mengisahkan dirinya kuat 
sekaligus terhormat. Hingga pantaslah jika ada orang bijak yang berkata,
 "Penderitaan dan cacian orang ternyata sejenis vitamin jiwa yang 
membuatnya jadi menyala."
 
 Gede Prama berkata, "Ternyata, 
penderitaan dan cacian orang di tangan manusia-manusia sabar dan tabah, 
bisa menjadi bahan-bahan yang memproduksi kekaguman orang kemudian. 
Persolannya kemudian, di tengah-tengah sebagian lebih wajah kehidupan 
yang serba instant, punyakah kita cukup banyak kesabaran dan ketabahan?"
 
 Semoga bermanfaat. Aamiin